Pilpres 2014� Walau ditemukan banyak sekali kecurangan dalam pemilihan Presiden 2014, namun sejumlah masyarakat sudah yakin bahwa pasangan Jokowi-JK akan keluar menjadi pemimpin Indonesia. Seiring naiknya pamor pasangan capres dan cawapres nomor urut dua, Joko Widodo-Jusuf Kalla maka sejumlah partai mulai tertarik untuk bergabung dengan PDIP. Diantaranya, Partai Hanura, PKB (Partai Kebangkitan Bangsa), Partai Golkar, PPP (Partai Persatuan Pembangunan), dan yang baru-baru ini PD (Partai Demokrat).
Adalah Ruhut Sitompul (Partai Demokrat) yang mengumumkan dukungan penuhnya kepada pasangan calon Presiden terpilih Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla. Walau sempat mendapat teguran keras oleh ketua umum Partai Demokrat dan sekaligus Presiden saat ini, Bapak SBY (Susilo Bambang Yudhoyono). Ruhut sendiri mendapatkan pesan singkat (SMS) yang berisi teguran dari Pak SBY, Ruhut diminta untuk tidak membawa-bawa namanya saat politik (26/6).
Alasan Ruhut Sitompul mendukung pasangan Joko Widodo-Jusuf Kalla karena tertarik pada �slogan Indonesia hebat� yang diusung oleh pasangan nomor urut dua ini. Kemudian ia membandingkan dengan slogan pasangan nomor urut satu, Prabowo-Hatta yaitu, �Indonesia Bangkit�. Ia menilai tagline dari Prabowo terkesan negatif kepada Presiden saat ini (SBY).
�Tagline Jokowi-JK kan Indonesia Hebat, artinya mengakui kehebatan kepemimpinan pak SBY selama 10 tahun ini. Sedangkan tagline Prabowo-Hatta itu Indonesia Bangkit, berarti apakah maksudnya selama ini Indonesia tidur??, padahal Pak SBY tidak tidur loh, dia bekerja keras.� Ujar Ruhut saat diwawancarai di Gedung DPR, Jakarta. (23/06).
Sebenarnya Ruhut Sitompul merupakan salah satu dari banyak orang yang tidak menyetujui Jokowi menjadi Presiden. Dan hal tersebut ia akui, namun ia mengatakan seiring waktu ia menghargai sikap Jokowi yang ia rasa berjiwa besar mau menerima berbagai macam kritikan dan masukan, namun ia tetap menegaskan bahwa bentuk dukungan terhadap Jokowi bukan menjadi alat untuknya berpindah haluan ke PDIP (Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan).
�Saya ini dikenal orang yang paling sering mengkritisi Pak Jokowi, tetapi masyarakat bertanya-tanya kenapa akhirnya saya mendukungnya, itu karena saya lihat pada Pak Jokowi mempunyai semangat yang besar untuk memperbaiki kekurangannya. Dan saya akan tetap berada di Demokrat, walaupun Demokrat bukan partai saya yang pertama, namun Demokrat akan menjadi partai terakhir saya.� Kata Ruhut.
Namun bukan Ruhut Sitompul namanya bila tidak membuat satu pernyataan yang panas, Ia secara sengaja menyindir PKS (Partai Keadilan Sejahtera) yang dianggap menjadi duri dalam daging, pasalnya mereka secara sengaja berbeda pendapat terhadap kebijakan pemerintahan Presiden SBY seperti kenaikan harga BBM bersubsidi.
"Seperti PKS (Partai Keadilan Sejahtera), apa kerjanya enggak tidak menusuk dari belakang??? Kalau menang itu apapun bisa terjadi dalam politik, karena politik kan ilmu sosial, bukan exact. Lucu kalau orang mengatakan koalisi permanen, itu bukan orang politik.� Ujar Ruhut.
Paska rakyat Indonesia selesai melakukan pemilihan Presiden pada 9 Juli 2014 lalu, calon Presiden Joko Widodo membuka pintu lebar-lebar bagi ParPol (Partai Politik) lain yang sebelumnya tidak mendukungnya untuk bergabung dengan kubunya. Dan tidak lupa Jokowi meminta masyarakat untuk bersabar dan menunggu proses hasil rekapitulasi perolehan suara Pemilu Presiden 2014 yang rencananya akan diumumkan pada 22 Juli 2014 mendatang.
�Siapapun yang ingin ikut bersama-sama membangun bangsa dan negara Indonesia kenapa tidak? Saya kira tidak ada masalah. Dan untuk masyarakat, tolong semuanya bersabar dan menunggu penetapan perolehan suara dari KPU.� Ujar Jokowi saat berada di Panti Marhaenis, Semarang.
Dan tidak lupa juga, Jokowi mengajak masyarakat untuk mengawal serta mengawasi proses rekapitulasi perolehan suara untuk menghindari kecurangan.
�Laporkan jika ada perubahaan suara sedikitpun agar ditindaklanjuti oleh pihak terkait, karena mengubah jumlah suara merupakan tindak kejahatan demokrasi.� Tambah Jokowi.
Posting Komentar untuk "Pemilihan Presiden 2014: Berpeluang Menjadi Presiden, Joko Widodo Membuka Pintu Lebar-Lebar Bagi Partai Politik Lain Untuk Bergabung"